Suatu ketika Rasulullah Muhammad SAW sedang bersama para sahabat datanglah seorang wanita tua yang membawa beberapa buah jeruk sebagai hadiah kepada mereka yang sedang berkumpul. Dari tampilannya, Jeruk itu sangat mulus dan menggoda para sahabat untuk memakannya.
Namun tidak seperti biasanya, jeruk itu malah dihabiskan sendiri oleh Rasulullah SAW seulas demi seulas dengan muka yang berseri dan senyum di bibirnya. Setelah beberapa saat jeruk itu habis tak tersisa, dan wanit tua itu segera pergi sembari berterimakasih karena Rasulullah sudah mau menerima pemberian hadiah darinya, sedangkan para sahabat memasang wajah heran dan bertanya-tanya karena biasanya Rasulullah SAW selalu berbagi kepada mereka, namun tidak untuk kali ini.
Setelah wanita tua itu pergi, kemudian sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW mengapa dihabiskan sendiri jeruknya. Rasulullah SAW kemudian tersenyum dan menjelaskan bahwa dibalik tampilan kulit jeruk yang menggoda itu, ternyata rasa jeruk itu sangat asem dan tidak enak, Rasulullah sengaja menghabiskan sendiri karena beliau takut bila dibagikan kepada para sahabat nantinya mereka akan mencela wanita tua itu dan nantinya akan membuatnya bersedih. Rasulullah sangat menghargai pemberian dari orang lain dan selalu ingin membuat orang lain senang.
Wanita tua tadi pulang dengan perasaan kecewa, maksud hatinya sebenarnya ingin mengerjai Rasulullah SAW dan para sahabatnya dengan memberikan jeruk yang asem, namun dia malah malu karena Rasulullah memakannya sendiri dan mampu menahan ke aseman jeruk itu.
Lain waktu Rasulullah mengajak Khalid bin Walid menemui salah satu istrinya, Maimunah bin Harits. Sebagaimana diketahui, Maimunah adalah saudara perempuan ibu Khalid, Lubabah al-Sughra binti Harits. Dengan demikian, Khalid adalah keponakan dari Maimunah, istri Rasulullah.
Demikian
cara Rasulullah menolak masakan istri yang tidak sesuai dengan
seleranya. Beliau menggunakan alasan yang bisa diterima oleh istrinya.
Cara menyampaikannya pun dengan santun dan halus sehingga istrinya tidak
marah.
Begitulah teladan kita semua dalam menerima pemberian dari orang lain, sungguh akhlak yang sangat mulia yang beliau contohkan kepada kita semua umatnya, Sholawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Namun tidak seperti biasanya, jeruk itu malah dihabiskan sendiri oleh Rasulullah SAW seulas demi seulas dengan muka yang berseri dan senyum di bibirnya. Setelah beberapa saat jeruk itu habis tak tersisa, dan wanit tua itu segera pergi sembari berterimakasih karena Rasulullah sudah mau menerima pemberian hadiah darinya, sedangkan para sahabat memasang wajah heran dan bertanya-tanya karena biasanya Rasulullah SAW selalu berbagi kepada mereka, namun tidak untuk kali ini.
Setelah wanita tua itu pergi, kemudian sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW mengapa dihabiskan sendiri jeruknya. Rasulullah SAW kemudian tersenyum dan menjelaskan bahwa dibalik tampilan kulit jeruk yang menggoda itu, ternyata rasa jeruk itu sangat asem dan tidak enak, Rasulullah sengaja menghabiskan sendiri karena beliau takut bila dibagikan kepada para sahabat nantinya mereka akan mencela wanita tua itu dan nantinya akan membuatnya bersedih. Rasulullah sangat menghargai pemberian dari orang lain dan selalu ingin membuat orang lain senang.
Wanita tua tadi pulang dengan perasaan kecewa, maksud hatinya sebenarnya ingin mengerjai Rasulullah SAW dan para sahabatnya dengan memberikan jeruk yang asem, namun dia malah malu karena Rasulullah memakannya sendiri dan mampu menahan ke aseman jeruk itu.
Lain waktu Rasulullah mengajak Khalid bin Walid menemui salah satu istrinya, Maimunah bin Harits. Sebagaimana diketahui, Maimunah adalah saudara perempuan ibu Khalid, Lubabah al-Sughra binti Harits. Dengan demikian, Khalid adalah keponakan dari Maimunah, istri Rasulullah.
Ketika Rasulullah dan Khalid tiba di bilik Maimunah, istri Rasulullah itu menuju ke dapur dan memasak daging dhabb
(sejenis biawak) yang diperoleh dari saudaranya yang tinggal di Nejd,
Hafidah binti Harits. Selang beberapa waktu, Maimunah berhasil
menyelesaikan masakannya. Ia langsung menghidangkan masakannya itu untuk
Rasulullah dan Khalid.
Pada saat Rasulullah
menjulurkan tangannya untuk mengambil hidangan Maimunah itu, seseorang
tiba-tiba memberikan informasi bahwa itu adalah daging dhabb. Segera saja Rasulullah langsung menarik kembali tangannya. Beliau tidak jadi memakan masakan Maimunah itu.
Khalid yang berada di samping Rasulullah penasaran. Ia kemudian bertanya kepada Rasulullah perihal daging dhabb itu. Apakah halal atau haram? Dan mengapa Rasulullah mengurungkan niatnya untuk mengambilnya dan tidak jadi memakannya?
“Daging dhabb tidak haram. Hanya saja daging dhabb
ini tidak terdapat di daerah kaumku. Karena itu aku kurang merasa
berselera untuk memakannya,” kata Rasulullah dengan nada halus dan
santun.
Setelah mendengar penjelasan itu, Khalid –yang memang doyan dengan dhabb-
langsung memakan masakan yang dihidangkan Maimunah itu. Ia memakannya
dengan begitu lahap. Sementara Rasulullah hanya melihatnya dan tidak
melarang Khalid untuk berhenti memakannya.
Begitulah teladan kita semua dalam menerima pemberian dari orang lain, sungguh akhlak yang sangat mulia yang beliau contohkan kepada kita semua umatnya, Sholawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Komentar