Adalah Zainab Binti Harits seorang yahudi dari bani Nadhir yang merasa sakit hati pada kaum muslimin yang telah membunuh ayah, suami dan orang orang tercintanya pada perang khaibar. Perang Khaibar ini terjadi karena pada tahun sebelumnya, khaibar jadi tempat konsolidasi Yahudi dan Kafir Qurays dalam penyerangan ke kota madinah yang gagal. Karenanya pasukan muslim menaklukan Khaibar yang berakhir dengan perjanjian damai antara Yahudi dan pasukan Muslimin.
Namun Zainab binti Harits masih menyimpan dendamnya. Ia punya niat jahat, Ditanyakan ke sahabat rasulullah, apa makanan kesukaan beliau. Ternyata makanan kesukaan Rasulullah adalah bagian dada depan dan pundak domba. Zainab lalu membuat domba panggang lalu menaburinya racun mematikan.
Awalnya Rasulullah sempat menolak pemberian makanan itu, namun Zainab berusaha meyakinkan beliau. Akhirnya Rasulullah bersama para sahabat memakan domba panggang tersebut. Hingga ketika hendak menyantap bagian paha depan, Rasulullah baru menyadari kalau hidangan itu mengandung racun setelah melihat kaki domba. Riwayat lain menyebutkan bahwa Rasulullah diberi tanda oleh tulang domba yang berada di tangannya (setelah mendapatkan wahyu Allah) kalau makanan itu beracun.
Rasulullah menyuruh sahabat menghentikan makan. Untuk mengeluarkan racun, smua yang makan hidangan Zainab di bekam. Namun naas, ternyata Bisyr bin Barra’, meski sudah dibekam, Ia akhirnya tewas terkena racun mematikan itu.
Racun dalam peristiwa domba panggang ini memiliki efek jangka panjang terhadap kesehatan Rasulullah. Merujuk pada buku Sirah Nabawiyyah karangan Al-Mubarakfuri, Rasulullah merasakan sakit yang sangat mendera akibat racun dalam peristiwa Khaibar itu satu hari sebelum hari wafatnya.
“Sekarang saatnya aku merasakan terputusnya urat nadiku karena racun tersebut," kata Nabi Muhammad saw. seperti diriwayatkan Imam Bukhari.
Jika dicermati lebih dalam, riwayat-riwayat tersebut tidak lah saling bertentangan, namun terjadi secara berurutan (sequence). Pada
saat Bisyr belum meninggal, Rasulullah memaafkan Zainab. Namun ketika
Bisyr meninggal akibat racun Zainab dan keluarganya menginginkan untuk
menerapkan hukuman qishas, maka Rasulullah memerintahkan sahabatnya untuk menjalankan qishas.
Namun Zainab binti Harits masih menyimpan dendamnya. Ia punya niat jahat, Ditanyakan ke sahabat rasulullah, apa makanan kesukaan beliau. Ternyata makanan kesukaan Rasulullah adalah bagian dada depan dan pundak domba. Zainab lalu membuat domba panggang lalu menaburinya racun mematikan.
Awalnya Rasulullah sempat menolak pemberian makanan itu, namun Zainab berusaha meyakinkan beliau. Akhirnya Rasulullah bersama para sahabat memakan domba panggang tersebut. Hingga ketika hendak menyantap bagian paha depan, Rasulullah baru menyadari kalau hidangan itu mengandung racun setelah melihat kaki domba. Riwayat lain menyebutkan bahwa Rasulullah diberi tanda oleh tulang domba yang berada di tangannya (setelah mendapatkan wahyu Allah) kalau makanan itu beracun.
Rasulullah menyuruh sahabat menghentikan makan. Untuk mengeluarkan racun, smua yang makan hidangan Zainab di bekam. Namun naas, ternyata Bisyr bin Barra’, meski sudah dibekam, Ia akhirnya tewas terkena racun mematikan itu.
Racun dalam peristiwa domba panggang ini memiliki efek jangka panjang terhadap kesehatan Rasulullah. Merujuk pada buku Sirah Nabawiyyah karangan Al-Mubarakfuri, Rasulullah merasakan sakit yang sangat mendera akibat racun dalam peristiwa Khaibar itu satu hari sebelum hari wafatnya.
“Sekarang saatnya aku merasakan terputusnya urat nadiku karena racun tersebut," kata Nabi Muhammad saw. seperti diriwayatkan Imam Bukhari.
Setelah insiden
Zainab
binti al-Harits menjadi orang yang paling dicari setelah insiden domba
panggang beracun itu. Setidaknya ada tiga riwayat yang menceritakan
keadaan Zainab setelah insiden maut itu. Pertama, masuk Islam. Zainab
langsung mengucapkan dua kalimat syahadat setelah menyaksikan langsung
bahwa Muhammad adalah benar-benar Rasulullah (utusan Allah) dalam
insiden domba panggang beracun itu. Hal ini diceritakan oleh Imam
al-Zuhri dan Ibnu Hajar al-Asqolani dalam kitabnya Fath al-Bari Syarh Shahih Bukhari.
Kedua,
dimaafkan. Banyak sahabat yang gregetan dan berniat untuk membunuh
Zainab binti al-Harits karena telah membunuh Bisyr bin al-Barra’ dan
membahayakan nyawa Rasulullah. Namun, Rasulullah melarang dan mencegah
para sahabat untuk membunuh Zainab sebagaimana yang tertera dalam hadist
riwayat Muslim.
Ketiga, dibunuh. Di riwayatkan bahwa Rasulullah menerapkan hukuman qishas
(pembalasan yang sama) kepada Zainab binti Zainab membunuh Bisyr bin
al-Barra’, maka Zainab dibunuh setelah keluarga Bisyr menuntut untuk
diberlakukan hukum qishas.
Komentar