Nabi Muhammad terkadang juga memberikan pesan atau informasi khusus
kepada salah seorang sahabatnya. Karena suatu hal, Nabi Muhammad
melarang sahabatnya itu untuk memberitahukan pesan atau informasi itu
kepada sahabatnya yang lain. Hal ini pernah dialami salah seorang
sahabat senior Nabi, Muadz bin Jabal.
Suatu
ketika Nabi Muhammad naik unta bersama dengan Muadz bin Jabal dalam
sebuah perjalanan. Tiba-tiba beliau memanggil Muadz bin Jabal hingga
tiga kali. Muadz bin Jabal menjawab panggilan Nabi Muhammad. Setelah
Muadz berkonsentrasi, Nabi Muhammad kemudian menyampaikan sebuah pesan
tentang orang yang diharamkan Allah dari siksa api neraka.
“Tiada
seorang pun hamba yang bersaksi dengan sungguh-sungguh dari dalam
hatinya bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah hamba dan
utusan-Nya, kecuali Allah akan haramkan dirinya disentuh api neraka,”
kata Nabi Muhammad dalam kita al-Ilm karya Bukhari, sebagaimana dikutip
dari buku Muhammad Sang Guru (Abdul Fattah Abu Ghuddah, 2015).
Muadz
bin Jabal gembira dengan pesan yang disampaikan Nabi Muhammad itu.
Hingga kemudian dia meminta izin untuk menyebarluaskan kabar gembira itu
kepada para sahabat yang lainnya agar mereka juga ikut senang. Namun,
Nabi Muhammad langsung melarangnya. Beliau berdalih, jika kabar itu
diberitahukan kepada sahabat yang lainnya maka dikhawatirkan mereka akan
‘mengandalkan’ informasi itu.
Lalu mengapa
Nabi Muhammad melarang Muadz bin Jabal untuk memberitahukan kabar
gembira itu kepada yang lainnya? Para ulama berpendapat, Muadz bin Jabal
dilarang menyampaikan itu agar orang-orang tidak bergantung dan
mengandalkan dua kalimat syahadat itu. Pendapat lain menyebutkan,
hadits-hadits yang memuat tentang keringanan (rukshah) seperti
agar tidak disampaikan kepada orang awam. Dikhawatirkan, mereka akan
salah memahami dari maksud yang terkandung dari hadits tersebut.
Semula
Muadz bin Jabal memegang erat sabda Nabi Muhammad itu untuk dirinya
sendiri. Hingga suatu ketika menjelang hari wafatnya, Muadz bin Jabal
tidak sanggup lagi menyimpan informasi itu. Ia kemudian membocorkan
‘pesan rahasia’ dari Nabi Muhammad kepasa yang lainnya. Hal itu
dilakukan karena Muadz bin Jabal ingin menghindari dosa karena telah
menyimpan ilmu pengetahuan untuk dirinya sendiri.
Komentar